Globalisasi perekonomian merupakan
suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh
dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa
rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan
penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur
dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan
semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar
produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya
juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.
Keuntungan dengan adanya globalisasi dalam perekonomian adalah produksi global
dapat ditingkatkan, meingkatnya kemakmuaran masyarakat dalam suatu negara,
meluaskan pasar untuk produk dalam negeri, memperoleh lebih banyak modal dan
teknologi yang lebih baik, menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi,
dan masih banyak lagi. Namun dibalik kebaikan tersebut terdapat keburukannya.
Oleh karenanya, perlu dipelajari tentang tata cara memasuki pangsa pasar yang
baru dan memiliki pertahanan yang kuat dalam menghadapi pesaing.
Perusahaan McDonald’s tidak
diragukan lagi merupakan sebuah raksasa dunia dalam bisnis makanan siap saji.
Diawali dengan pendirian restoran pertamanya di tahun 1940 oleh dua bersaudara
Dick dan Mac McDonald, rangkaian rumah makan siap saji yang menyediakan pilihan
menu khas seperti hamburger, minuman ringan, kentang goreng, filet ayam serta
beberapa pilihan hidangan lokal sesuai lokasi restoran masing-masing. Mereka
memperkenalkan "Speedee Service System" pada tahun 1948, yang
kemudian menjadi pinsip dasar restoran siap-saji modern.
McDonald dalam menjual produknya
secara global menggunakan format dan teknik penjualan yang sama dimanapun di
seluruh negara sebagai standarisasinya. McDonald juga dapat menyesuaikan
produknya berdasarkan latar belakang maupun budaya yang berbeda-beda di seluruh
dunia. Contohnya saja di India McDonald tidak membuat Big Mac dikarenakan
masyarakat hindu tidak memakan daging sapi. Namun McDonald menggunakan Maharaja Mac yang terbuat dari
daging ayam dan juga ada burger yang berisi sayur seperti McAloo Tikki untuk
menggantikan Big Mac.
Perusahaan ini dapat dikatakan
sukses dalam memperluas usahanya untuk menjangkau dunia internasional. Hal ini
di buktikan dengan pertumbuhan restoran McDonald yang sampai saat ini telah di
buka di 118 negara di dunia. Akibatnya terjadi perubahan trend di seluruh dunia
dimana peranan makanan cepat saji menjadi sangat penting. Namun McDonald juga
menghadapi hambatan dari restoran lokal yang menjadi pesaingnya. McDonald
meresponnya dengan membuat inovasi terhadap produknya sesuai dengan budaya di
Negara itu dan meningkatkan pembukaan beberapa restoran baru. Saat ini terdapat 23.132 unit restoran
diberbagai belahan dunia pada tahun 1997. Selama 10 tahun lebih yaitu dari
tahun 1987 sampai 1997, keuntungan McDonald dari penjualannya di luar Amerika
meningkat sebesar 23,3 persen tiap tahunnya, sedangkan keuntungan yang didapat
dari dalam negeri Amerika itu sendiri hanya 3,5 persen.
Perusahaan seperti McDonald’s
dapat diterima di negara berkembang, seperti Rusia, China, dan India walaupun
tantangan yang dihadapi untuk memasuki pasar tersebut tidaklah mudah. Karena
negara seperti Rusia, Cina, India dan negara berkembang lainnya resistant
terhadap bangsa lain. Tidak hanya itu, diketahui juga bahwa perusahaan dari
amerika (seperti McDonald’s) sangat sensitif terhadap isu–isu lokal.
ANALISIS INFORMASI
Ada beberapa alasan yang mendukung
bahwa promosi Happy Meal dapat menimbulkan permasalahan bagi perusahaan
McDonald’s. Sistem marketing McDonald’s telah berdampak pada anak-anak sebagai
pemicu pemasaran dari mulut ke mulut dimana mereka akan merengek kepada orang
tua untuk mengunjungi McDonald’s. Promosi ini mendapat kecaman dari pejabat
kesehatan masyarakat, orang tua, dan anggota parlemen di San Fransisco, Amerika
Serikat, yang mencemaskan tingginya tingkat obesitas pada anak. Menurut badan
pengawas kota San Fransisco, makanan yang disajikan oleh McDonald’s dalam paket
Happy Meal tidak memenuhi taraf nutrisi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Paket Makanan Happy Meal ini terlalu banyak mengandung kalori dan diduga
sebagai faktor utama pemicu tingginya tingkat obesitas anak di San Fransisco.
Ketiga, konsumen dewasa telah dibuat bingung dengan adanya promosi Happy Meal
ini, karena paket/menu makanan yang ditawarkan tidak sesuai dengan harga yang
ditawarkan. Bagi mereka yang sudah tergolong dewasa, McDonald’s tidak perlu
memberikan mainan jika konsumennya ingin membeli makanan, karena harga
makanannya menjadi sangat mahal akibat adanya promosi mainan tersebut.
Dengan adanya beberapa alasan
diatas terkait dengan promosi Happy Meal, jelas terlihat bahwa promosi Happy
Meal McDonald’s memang dapat menimbulkan masalah perusahaan. Perusahaan
McDonald’s dapat dituntut ke pengadilan oleh Hukum San Fransisco mengenai
promosi pemasaran yang tidak adil dan berindikasi menyebabkan penigkatan
obesitas pada anak-anak akibat makanan paket Happy Meal McDonald’s. Dengan
didaftarkan kasus ini ke pengadilan, maka akan menyebabkan masalah ini menjadi
perdebatan nasional atau bahkan internasional dan akan berdampak bagi
perkembangan bisnis McDonalds yang telah memperluas pangsa pasarnya secara
global. Sebenarnya dalam tuntutan hukum tersebut, pihak penuntut tidak mencari
kompensasi finansial tetapi tuntutan tersebut merupakan upaya agar McDonald’s
melakukan suatu perubahan yang positif terhadap paket promosi dan pemenuhan
nutrisi makananannya, khususnya bagi anak-anak.
Bisnis waralaba makanan cepat saji
adalah kreasi dari generasi entrepreneur yang telah membentuk tradisi pemasaran
Amerika, tidak terkecuali McDonald’s. McDonald’s merupakan salah satu
perusahaan waralaba makanan cepat saji yang mendulang sukses di Amerika Serikat
bahkan di negara-negara berkembang lainnya seperti Rusia, China, dan India.
McDonald’s menawarkan ide lokalisasi global dimana item menu disesuaikan dengan
kebiasaan dan selera masing-masing negara sehingga tidak mengikis kebudayaan
asli negara mereka. Usaha dari McDonald’s dalam menggapai pasar global ini
tentunya dapat dijadikan contoh untuk perusahaan-perusahaan lokal di Indonesia.
Dari bisnis usaha makan cepat saji yang berkembang di Amerika, McDonald’s mampu
menembus pasar global dan hampir ada di seluruh negara termasuk Negara
Indonesia. Dengan strategi lokalisasi menu makanan yaitu menyesuaikan menu
makanan dengan kebudayaan dan tradisi negara setempat, keberadaan McDonald’s
mudah diterima secara global. Potensi kuliner Indonesia yang sangat beragam
memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan seperti McDonald’s
sehingga mampu diterima di pasar global.
REFERENSI : http://harisfatorialdila.blogspot.com/2013/02/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar